Just back from a rough trip..
Salah satu siteku yang ada di daerah seberang, yang rute ke Batulicin, dikomplain sama warga. Warga mengklaim kalo tanah dia kecaplok trus juga soal operasional genset yang kontraknya habis tapi masih nuntut bayaran.
Tadinya rencananya nyerahin full ke kontraktor yang dulu membangun tapi karena BTS lagi mati karena genset mati dan tim buat recovery diblokir masuk, jadilah kami berempat berangkat buat nego.
Start jam 4 sore dan sampe ke site sudah gelap gulita karena memang belum terjangkau listrik. Jam sudah di angka 9. Langit luar biasa indah, rasanya baru kali itu Sy melihat tebaran bintang yang begitu banyaknya.
Dari kegelapan muncullah sosok yang selama ini jadi momok teman-teman setiap kali ke Site ini. Dengan tersengal-sengal penuh emosi datang menghampiri. Full gas dia marah-marah karena merasa di tipu, trus harga diri sebagai warga asli terinjak-injak, banyak vendor yang tidak sopan dan juga karena konon kami suka plin-plan, wuih banyak sekali.
Dengan tenang dan elegan *uhuk-uhuk* (sy juga nda tau gimana maksud kata2 itu yang jelas sms bos waktu Sy pamit bunyinya: "hati2x coba lakukan pendekatan dgn elegan dan bijaksana") dengan hanya diterangi oleh lampu mobil, sedikit-sedikit sy jelasin ke bapak itu bahwa intinya kami tidak punya maksud yang jelek apalagi dengan adanya site kami di situ sudah secara tidak langsung kami sudah menjadi bagian dari warga dan sedapat mungkin berusaha menjadi tetangga yang baik. Semua karena salah paham ji.
Pembicaraan kemudian dilanjutkan ke rumah si bapak dengan duduk bersila dan diterangi lampu obor. Lama dan melelahkan karena berputar-putar terus. Tadinya sudah dijelasin eh ditanyakan lagi, jelasin lagi deh. Belum cerita tentang kehebatan ilmu kanuragan sang bapak selaku suku asli tapi gagal nakutin kami. Bapak.. bapak.. Capek deh..
Walhasil, jam 1an malam dengan kesepahaman yang sudah utuh kami kemudian diijinkan masuk ke site untuk melakukan perbaikan dan Alhamdulillah sebentar saja Site kembali in service.
Jam 2 kami baru meninggalkan Site dengan sukses. Saking suksesnya waktu pamit kami sampai ditawarin pisang sama si bapak. Karena tidak enak kami pun menolaknya. Sudah sepaham saja sudah lebih dari cukup buat kami.. but thanks anyway Pak.
*sentuhlah dia tepat di hatinya..*
No comments:
Post a Comment