Daisypath Anniversary tickers

Tuesday, March 20, 2007

Syariah? Sure!

Sejak MUI memfatwakan haramnya bunga bank diakhir 2003 lalu Sy sudah mencoba dengan sekuat tenaga menghindarkan diri dari transaksi ribawi ini.

First step yang Sy lakukan adalah memindahkan rekening ke Bank Syariah. Dan segera saja ujian menghampiri, Gaji selalu telat 3 harian (pernah sampe 1 minggu) dibanding waktu make Bank yang lama. Beruntung tidak punya hutang sehingga sisa tabungan bulan sebelumnya masih cukup buat hidup. Alhamdulillah.

Godaan berikutnya adalah pada pembiayaan, terutama untuk KPR. Bank-bank non Syariah menawarkan pinjaman yang lebih lunak dibandingkan Bank-bank Syariah. Dan setelah bergelut lama dengan diri sendiri ditambah isu-isu mutasi yang sampe sekarang masih konsisten berhembus, jadilah Sy di Balikpapan ini mesti setia jadi kontraktor abadi (Tukang ngontrak gitchu), tak jua berumah sendiri.

Waktu terus berlalu dan Alhamdulillah 2 ketidakmudahan diatas sekarang sudah bukan masalah lagi. Tapi tidak berarti sekarang gaji sudah tepat waktu dan rumah udah punya lho.. Sy cuma merasa it's not a big deal anymore, I'm just so over it..

Tapi ternyata tidak sampai disitu saja. Ada godaan lain yang lebih menggiurkan. Kartu Kredit!. Bukan karena fasilitas utangannya yang bisa berjut-jut itu tapi karena adanya fasilitas ekstra yang ditawarkan, semisal diskon belanja, executive lounge, extra miliage dll. Pokoknya berliur skali meka.

Belum lagi aturan kartu kredit yang katanya kalo minjem trus mengembalikannya tepat waktu tidak akan kena bunga. Aih.. liurku maumi netes.. bebas riba getho lho.. <- bede'

Lama terombang-ambing, bahkan sempat meka bikin aplikasi yang untungnya ditolak (Kayaknya karena dataku tidak Valid, lagian di KTP tertulis lahir Oktober padahal kan asli Scorpio, nassami invalid). Apalagi teman-teman kantor pada lancar dapat kartu gold bahkan platinum, mulai meka tergoda lagi. Kan yang penting tidak bayar telat toh? <- bede' juga

Alhamdulillah, minggu kemarin sebuah imel pertanyaan dari salah seorang rekan di milist internal kantor sudah cukup untuk kembali membuatku bersemangat menghindari virus Kartu Kredit ini;
bagaimana hukumnya (kartu kredit) dalam Islam? Sebab meskipun kita berusaha untuk selalu membayar penuh sehingga tidak timbul bunga, bukankah beberapa kemudahan yang kita peroleh seperti diskon, executive lounge, dll. itu disubsidi dari bunga pengguna yang lain?
---

Well, saat ini hati sudah tenang kembali meskipun gaji masih suka telat, belum punya rumah dan tanpa kartu kredit.

*kartu kredit syariah.. mungkinkah?*

No comments:

Post a Comment