"Kejujuran itu seperti es krim. Bila tidak dilahap bakalan cepat meleleh, hilang ditelan hawa panas. Bisep di tangan itu kan otot fisik, nah kejujuran itu otot mental dan otot harus dilatih terus agar kuat. Dan untuk hari ini latihan kejujuran gue: Jujur pada diri sendiri". (klo nda salah AADC)Memang sih, bakal ada problem jangka pendek berlaku jujur. Sesaat orang mungkin jengah tapi pada akhirnya (maybe takes time, a very long time maybe) kejujuran akan memenangi dirinya sendiri.
Dilain kesempatan berlaku jujur dianggap tidak beretika. Tapi percayalah, anggapan demikian hanya terjadi di lingkungan yang memang tidak terbiasa jujur.
Tapi Sy masih percaya pepatah lama yang mengatakan bahwa 'kejujuran itu adalah mata uang yg berlaku dimana saja.
Oleh karenanya Sy selalu sedapat mungkin mempraktekkan kejujuran ini meski kadang itu bisa mengancam reputasi Sy atau mungkin berpotensi menyungging lawan bicara. Namun sebaliknya, ketika seseorang berkata dan berlaku jujur, Sy akan merasa tersanjung dan reputasi orang itu akan naik di mata Sy.
Tapi sayang sore ini Sy gagal.
Terlepas dari kondisi Sy yg sedang sakit kepala, masuk angin dan hasrat yang kuat untuk segera rebahan, tetap saja Sy gagal.
Kejadiannya begini..
Setiba di rumah dan kemudian memarkir motor, tiba-tiba seorang ibu-ibu bermotor singgah dan bertanya, "Pak, ada koran bekas?". Sy kemudian menjawab, "Tidak ada, Bu". Dan kemudian si Ibu berlalu dengan senyuman dan Sy berjalan masuk rumah.
Setelah sholat magrib, Sy rebahan sambil teringat kejadian tadi. Sy merasa sangat tidak nyaman, Sy telah berbohong!.
Kenyataannya di rumah ada beberapa lembar koran bekas yg biasanya Sy beli di weekend. Sy tidak habis pikir mengapa Sy mesti tidak jujur. Memang koran-koran yang tidak seberapa itu Sy simpan sebagai persediaan pembungkus kala diperlukan, tapi kan Sy tidak harus berbohong karena keengganan Sy memberikan koran-koran itu. Mestinya Sy bisa lebih cerdas menjawab ibu itu untuk menjaga sebuah kejujuran. Maafkan Sy ya Bu..
Argh... the damage is done. Sy telah menurunkan reputasiku sendiri di mataku sendiri dan menyungging perasaan dan benakku sendiri. Es krim yang nikmat itu telah meleleh ditelan hawa panas. Huff...
No comments:
Post a Comment