Argh... kenapa ragu itu tambah kencang saja setelah melihat Partai Andalang ber-Munas ria baru-baru ini.
Dulu.. Sy sempat sedih dan kecewa melihat manuver-manuver Partai Andalang ini kala Pilgub Sulsel 3 tahun lalu.
Waktu itu kelihatan oportunis sekali. Calon yang secara hitung-hitungan bakal memenangkan Pilgublah yang mereka dekati dan dukung, padahal ada pasangan calon yang sangat lekat dengan platform Partai Andalang ini. Namun kemudian Sy bersyukur karena mereka kalah, Sy khawatir gaya yang begituan menular kemana-mana.
Tapi sekarang.. serasa mo menangis bombay saja.. Oportunisme itu malah menasional dan bahkan sudah menjadi kebijakan Partai!.
Sebegitu pengen menangnya kah di 2014 sehingga Partai Andalang yang sebelumnya sangat ekslusif dan dakwah oriented, sekarang membuka diri seluas-luasnya termasuk kepada penganut agama lain?. Kyk sudah ada jaminan saja dengan menjadi Partai Terbuka 'kue'nya jadi membesar. Okelah 'anggota baru' mungkin saja nambah tapi 'fans setia' (seperti Sy misalnya :) ) juga punya kans besar untuk berkurang dan terpaksa kembali 'memutih' (Golput).
Sungguh guemes jadinya dan bertanya-tanya kenapa sih tidak keukeuh saja berpegang teguh sebagai partai dakwah?.
Tidakkah mereka tahu bahwa 'Quality takes some time with no instant way'?.
Segala Cita-Cita Berakhir di Ritz Carlton
Membaca Aliran Politik PKS Pasca Ritz Carlton
No comments:
Post a Comment