Karena jadwal melapor yang tidak bisa dimundurin itulah yang menyebabkan jadwal balik mesti Sy majukan.
Sy sudah incar terbang bareng berlima di hari sabtu. Jadi masih ada waktu 1 hari sebelum ke Bontang di hari Ahadnya. Tapi.. Penerbangan penuh total apalagi untuk seat sebanyak itu.
Pilihan akhirnya mentok ke Kapal laut. Kebetulan ada jadwal dari Pare-pare ke Balikpapan di hari Jum'at. Jadwal yang kelihatannya cukup ideal. 20 jam naik kapal dan tiba di Sabtu. Nginap semalam di Balikpapan dan lanjut besoknya di hari Ahad. Pas!
Sayang Tiket kapal yang tersisa cuma yang Non Cabin, The Lowest class. Kalo kita bahasa indonesakan kira-kira artinya adalah: Tiket kelas paling rendah yang tidak dapat tempat tidur melainkan hanya lesehan di lantai itupun kalo sukses dapat space dan kalo anda gagal berarti anda mesti rela selonjoran di geladak, tangga dan tempat-tempat terbuka lainnya. Fuih, kebayang persaingan yang akan tejadi utamanya di musim mudik seperti sekarang. Jadi menyesal kenapa tidak dari jauh hari belinya.
Sebenarnya Sy sempat dengan
Belakangan Sy bersyukur tidak jadi terbang dan mesti berlayar bersama rombongan. Nda kebayang kesulitan yang bakal mereka alami. Terutama kalo tidak kebagian space lesehan. Apalagi mereka semua adalah "first timer non cabin". Betapa durhakanya dirikuh inih!
Betapa tidak.. selama 45 menit Sy dan Adcow berdiri berdesak-desakan nungguin gerbang pelabuhan dibuka. Dan ketika gerbang terbuka, semua penumpang sekelas berhamburan naik kapal berebut space yang tidak sebanding dengan jumlah penumpangnya. Beruntung pilihan Sy naik lewat tangga depan memudahkan Sy menemukan ruangan lesehan dan mengkapling space yang tersisa. Adcow yang naik kapal lewat pintu belakang muncul belakangan dengan kondisi kepayahan. Nah kalo saja posisi Sy diambil oleh Bapak yang sudah tua atau Bunda dan Tante yang pasti kalah tenaga.. Yakin mereka bakal menghuni ruang-ruang terbuka di kapal dengan kondisi kepayahan ditambah morethan 20 Jam kena angin dan kedinginan? Tidak banget kasi'na.
Kalo sudah seperti itu kejadiannya... tidak kopdar tidak JodHunt, Sy pasti tidak memikirkan rencana lain selain ikutan berlayar dan bersusah payah dengan rombongan. Karena waktu itu hal ini masih bersifat gaib dan hanya karena keegoisan yang membuatku masih nyoba nyari seat pesawat, wajiblah kiranya Sy bersyukur atas tidak direstuinya usahaku itu. Nyaris saja Sy melakukan sesuatu yang menyusahkan duae pajajingekku. Alhamdulillah ya Rabb.
So, Jod.. I'll find you next time!