Seumur-umur Sy jadi penjaga sinyal, barulah di Bangka ini Sy mengalami tower pemancar sinyal mati dalam jangka waktu yang sangat lama. Dulu di Balikpapan atau di Makassar hitungan lama itu adalah 24 jam, tapi di sini lama itu hitungannya berhari-hari bahkan berbulan-bulan.
Di awal kepindahan Sy ke Bangka permulaan Mei 2012, Sy sudah disambut tower pemancar mati berbulan-bulan sejak November 2011. Awalnya sih imbas sambaran petir namun kemudian merembet ke isu-isu lain sehingga warga marah dan memblokir akses ke tower.
Nama desa di mana tower ini berada adalah Nyelanding. Nyelanding ini adalah satu desa di Bangka daerah selatan. Kebetulan Sy belum pernah ke
sana, belum berani. Dari catatan yg ada secara sumbangsih pulsa nda terlalu istimewa tapi
kontribusi kram otak ke kami-kami sangat signifikan.
Singkat cerita lewat negosiasi yg membutuhkan ketabahan dan keteguhan hati, rekan-rekan Sy berhasil mendapatkan ijin warga untuk kembali menghidupkan tower pemancar. Pekan ke tiga Mei 2012 Nyelanding kembali diterangi sinyal terbaik di Indonesia.
9 bulan kemudian kram otak lagi-lagi melanda. Tower pemancar Nyelanding mati lagi karena terimbas sambaran petir. Warga kembali memblokir akses sehingga upaya memperbaiki pemancar tidak bisa dilakukan.
Negosiasi kembali berjalan dengan sangat alot dan lambat. 10 hari atau 243 jam kami lalui dengan sangat payah untuk mendapatkan ijin dari warga.
Semoga ini kisah yang terakhir dari Nyelanding. Rekor mati 6 bulan dan kemudian 10 hari sudah sangat nyeleneh dan tolong jangan lagi.