Hari ini kembali sisi gelapku menyeruak. Sy tau ini buruk. Mengetahui penyebabnya adalah sebuah kejadian yg sudah bertahun-tahun lewat yg Sy pikir sudah selesai, Sy jadi merasa semakin buruk. Dan kemudian mengingat-ingat bagaimana Sy bereaksi tadi siang dan kemudian me-replay pikiran-pikiran
Okelah tadi siang memang sangat-sangat sangat buruk. Tapi masih ada sedikit prestasi lah yg bisa Sy syukuri. Kalo dulu Sy hampir lompat dan menerjangnya, tadi siang sebelum meeting dimulai Sy sukses mengulurkan tangan untuk menyalaminya. Bahkan ketika terdengar dengusan aneh (yg sangat provokatif ituh) setelah dia menyambut salamanku, Sy masih bisa
Cuma sialnya senyum manis itu tidak bertahan lama. Menyaksikan tingkah polahnya sepanjang meeting yg makin lama makin membuat Sy eneg, mataku pelan-pelan berair, nafasku mulai mesti dalam-dalam nariknya dan kemudian diakhiri dengan kutinggalkannya ruang meeting.
Dan yang lebih sial lagi adalah.. tak satupun kalimatnya yg ditujukan padaku, langsung ataupun tidak langsung. Cuma ya gitu.. kok ya habis terang (tiba-tiba) terbitlah (sisi) gelap. Buktinya ya reaksi bodoh dan pikiran kotor tadi.
What can I say now? My anger management is so fail? Think I should say yes and should learn extra hard to let go things like this.
*tadi waktu dia pamitan Sy nda disalamin lho, tapi Sy kembali senyum